Berat memang, awalnya.
Ia merasa berat karena harus meninggalkan pakaian-pakaian
"Pendek" yang biasa ia pakai dalam kesehariannya.
Ia merasa berat karena rambut
yang biasa dihias dengan pita-pita cantik nan lucu harus ditutupi dengan
selembar kain yang menutupi helaian rambutnya.
Ia merasa berat harus
berpenampilan layaknya seorang muslimah yang berjilbab yang biasanya sudah
paham masalah agamanya.
Ia merasa berat karena takut
teman-temannya menjauhi dirinya.
hingga akhirnya, ia mulai
"terpaksa" untuk menjalankan nadzarnya itu.
Hari demi hari terasa sama saja
dengan hari-hari dimana ia belum berhijab.
Entah, apa yang membuatnya merasa
tidak nyaman dengan pergaulannya yang masih "tak terbatas" itu.
Kegelisahan nya membuat ia
mencari, apa sebenaranya yang hendak dicapai dalam hidup ini?
Hingga suatu hari, ia bertemu
seorang sahabat, sholehah, yang mendampingi dirinya dalam pencarian itu.
Saat pencariannya ia mulai gemar
membaca buku, buku pertamanya "Jilbab itu keren".
Seketika saat mengkhatamkan buku
itu, ia mulai mengetahui bagaimana syariat islam mengatur bagaimana seseorang
harus berhijab yang sesuai syariat.
Perlahan mulailah ia merubah
penampilannya..
Memakai jilbab yang tidak tipis,
tidak ketat, menutupi dada, bahkan ia mencoba menggunakan rok dan kaos kaki
untuk menutupi auratnya..
Ia merasa nyaman dengan semua
itu, mulailah babak kedua perjalanan pencarian jati dirinya itu..
Buku kedua yang menggetarkan
hatinya adalah "Ayat-Ayat Cinta" sebuah karya yang memperlihatkan
bagaimana keidahan islam, bagaimana Islam mengajarkan interaksi antara
laki-laki dan wanita, bagaimana seharusnya pernikahan dalam islam. Dan
keingintahuannya semakin menggejolak, ia mulai melahap buku-buku yang menambah
pengetahuannya, ia mulai aktif mengikuti kajian di lingkungannya, hingga
akhirnya hidayah itu diterimanya.
Ia kembali teringat saat ia berat
meninggalkan pakaian-pakaian "pendek" serta berat untuk menutupi
auratnya.
Sesekali ia tersenyum, Sungguh
indah celupan dari Allah yang kembali mewarnai hari-hari barunya.
"Siapa yang lebih baik
sibgah (celupan) nya daripada Allah"?
Sebuah tulisan terpampang di
halaman rumahnya,
dear muslimah,...
Adakah seorang wanita yang
kehilangan kecantikannya hanya karna ia berhijab???
sesungguhnya setiap jengkal dari
kita adalah aurat yang memunculkan angan yang berbeda bagi tiap yang memandang.
Patut disyukuri bagi seorang
akhwat yg dengan ikhlas menutupi dirinya, menjaga diri dan kesuciannya hanya
untuk suami mereka karena Allah.
Ingatkah kita pada wanita2 suci
pendahulu kita?
Khadijah, Maryam, Aisyah,Fatimah
dan lainnya..
mereka menjadi wanita mulia
karena menjaga diri dg hijab, menjaga hati dg akhlak, iman dan taqwa.
Maka wajar jika surga Allah
adalah hadiah bagi mereka.
Ketika ditanya, apakah kita mau
masuk surga?
Pasti tak ada yang menolaknya.
Tapi jika kita mau ke surga, coba
renungkan...
sudahkan kita spt khadijah dan
wanita suci lainnya yg slalu berbuat untuk izzah (kemuliaan) kita???
Pesona Cleopatra bisa pudar...
tapi..
Pesona ahlul hijab, tidak akan
luntur sepanjang zaman
sebab ia selalu memancarkan aura
cahaya kesucian yang tak kan pernah padam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar